DRAMA 5 ORANG TENTANG LINGKUNGAN



 Assalamualaikum wr. wb. . .
 Teman, saya ingin sekedar berbagi ilmu saja tentang tugas saya saat pengalaman membuat drama kelompok 5 orang. . .silahkan boleh nyontek & terima kasih kunjungannya, jangan lupa juga tinggalkan komentar anda. . .


Disuatu daerah di kota Pakila terdapat sebuah  desa yang terkenal sangat kumuh, desa tersebut  bernama Wungulali. Dan tak heran banyak orang yang simpatik akan keadaan desa tersebut. Namun, sebenarnya kekumuhan tersebut tidak lepas dari pola hidup masyarakat yang tinggal di desa itu. Masyarakat yang acuh dengan desa itu yang menyebabkan desa itu menjadi kotor dan kumuh, salah satu contohnya adalah pembuangan sampah ke sungai. Sehingga desa itu pun menjadi langganan akan bencana banjir. Sebenarnya kita tak usah lagi merasa heran jika desa itu kebanjiran, karena dari pola hidup masyarakatnya sendiri pun kita sudah bisa melihat dan mengetahui apa sebab dan penyebabnya.
Namun di desa Wungulali itu, ada seorang kakek tua yang masih mempunyai sikap cinta terhadap lingkungan, yaitu kakek Galuh. Kakek itu sangat peduli akan lingkungan d sekitarnya, hinga setiap ia melihat ada orang yang mengetori desa tersebut ia langsung bertindak dengan menegur dan mengingatkannya, tak kadang juga kakek Galuh pun marah sampe mengejar orang yang telah merusak dan mengetori alamnya.

Fendy            : “Aduh duh, aduh alah ieung mules pisan geuning.”
                         (Lari menuju sebuah sungai yang memang sering ia gunakan untukmembuang kotorannya.)

Galuh             : ( Duduk sambil mengawasi dan menjaga desa terutama sungai yang dekat dengan rumahnya, namun.... )
                       “ Hey, kamu! Sedang ngapain kamu disitu? Apa yang kamu lakukan? “

Fendy            : (Kaget dan tergesa-gesa untuk pergi.)

Galuh             : “ Dasar sontoloyo!” ( Marah dan memegang kedua pinggangnya, dan kemudian lari untuk mengejarnya).

Fendy
            : ( Lari kabur, agar lepas dari hantaman kakek Galuh).
                       “ Hahahaha, I’m sorry. weeekkk :P ”

Galuh             : “ Ya Allah gusti... “
                       (Kecewa dan sedih melihatnya).

( Tak lama kemudian ada pula Bu Ratna yang membuang sampah ke sungai yang bersal dari limbah rumah tangga yang mencemari sungai tersebut. Tentu saja Kek Galuh pun tak tinggal diam melihat perbuatan Bu Ratna tersebut.)

 Galuh            : “ Hey, bu! Apa kau tidak lihat? Itu sungai bukan tempat sampah !” ( Berdiri menghampiri Bu Ratna).

Bu Ratna       : “ Mana? Itu? ( Dengan gaya cuek dan acuhnya.) Terus apa tak pikir? 
                        Terus aku harus bilang w0w gitu? Terus aku harus peduli, gituh?
                        Terus kakek mau apa? Mau ambil sampahnya lagi? Ambil aja!
                        Aku sih cuek :P ”

Galuh             : “ Eheh.... dibilangin kok malah nyolot. Dasar gak punya etika sopan santun!”
( Bu Ratna tak menghiraukan apa yang dikatakan kek Galuh, ia hanya menolehkan wajahnya kemudian pergi meninggalkan kek Galuh).

Kek Galuh merasa sangat sedih melihat para warganya yang makin lama makin seenaknya saja mengotori dan merusak lingkungannya sendiri yang tak menghiraukan akan efek dari perbuatannya itu.

( Dan keesokan harinya ada pelajar SMA yang seharusnya belajar di sekolah namun mereka malah bermain dan memancing  di sungai dekat rumah kek Galuh. Dan salah satu pelajarnya itu adalah si Fendy yang merupakan warga desa Wungulali ).

Fendy            : “ Halah halah, matematika-fisika-kimia. Bisa-bisa nih kepala pecah kalau tiap hari mendapatkan pelajaran seperti ini”. (Dengan malasnya)

Epi                 :“ Hey.. What’s up bro?” (Senyum-senyum mendekati si Fendy yang merupakan sahabat karibnya).

Fendy            : “ Hazzah ep, males aku dengan hari ini.”

Epi                 : “ Kenapa? Iya sih, Fen. Aku juga males buangetz kalau udah ketemu hari senin. Udah ada upacara, pulangnya siang, ditambah lagi pelajarannya yang menguras otak. Alamma mumet aku ah.”

Fendy            : “ Hemmmh...
( Tak lama kemudian si Fendy mepunyai ide cemerlang, yaitu ide  untuk bolos pelajaran ).
“ Eh.. eh.. gimana kalau hari ini kita bersenang-senang aja?”

Epi                 : “ Maksudnya?” (Dengan bingungnya).

Fendy            : (Menjelaskan). “ Kita bolos pelajaran yuk? Hehehe, yuyuyuyuk.. yuhuyy.”

Epi                 : “ Tapi mana boleh kita keluar sekolah, apalagi bentar lagi kita akan upacara”.

Fendy            : “ Emmmhh... emmmh.. emmmhh.. “ ( Kebingungan).

( Tettt...... tetttt.... tetttt... suara bel pun berbunyi dan saatnya untuk upacara).

Epi                 : “ Hazzahh, gimana sih kamu. Udah bel, udahlah kita upacara aja!” (Ajakannya kepada si Fendy)

( Ketika upacara si Fendy yang biasanya ribut banyak omong  namun justru pada hari itu dia malah diem tanpa ada suara sedikit pun dari mulutnya. Dan kemudian ada si Bagas yang merupakan siswa berprestasi di kelasnya yang bertanya kepada is Fendy ).

Bagas             : “Hey.. tumben kamu diem, Fen?” (Merasa heran) .

Fendy            : “ Apaan sih ah? “ (Diam lagi)

Bagas             : “ Ada apa sih dengan dia? Aneh banget deh.” (Berbicara sendiri)
                       (Fendy pun masih memikirkan cara untuk bisa  bolos hari ini.)

Fendy            : “ Aduh.. bingung aku ah!”

Bagas             : “ Ada sih, Fen. Ada masalah ya?
                        Coba cerita deh sama aku, siapa tau aku bisa bantu.” (Keponya si Bagas)

Fendy            : “ Heh jadi orang kok kepo banget sih!” ( Menyentaknya)

Bagas             : “ Ya udah maaf, Fen”. ( Kecewa)

Fendy            : “ Tapi gak ada salahnya juga sih kalau aku cerita sama kamu, Gas.
                        Hheheehe”

Bagas             : “ Oh ya? Terus? Kamu kenapa? Ada apa? Ayo coba cerita!”
                       (Si Fendy diam dan memalingkan kepalanya dengan wajah malesnya)

Fendy            : (Bercerita). “ Gini nih, hari ini pelajarannya apa?”

Bagas             : (Kaget). “ Ya Allah, Cuma karena itu?”

Fendy            : “ Yeyy... tunggu dulu dong! Udah deh ah, mending cepetan aja jawab dulu !”

Bagas             : (Menjawab). “Matematika, Fisika dan Kimia.”

Fendy            : “ Lhah itu dia......

Bagas             : “ Apaan? Mana? (Memotong pembicaraan)

Fendy            : “ Ehehh.. woless bro!” Gini nih ceritanya, hari ini kan pelajarannya Matematika, Fisika dan Kimia. Aku sih percaya dengan kamu yang pintar. Sedang aku? Males aku ah.”

Bagas             : “Terus? Kamu mau bolos gitu?”

Fendy            : “ Yapz.. betul sekali.”

Bagas             : “ Kamu yakin?”

Fendy            : “ Mengapa tidak !”

Bagas             : “ Kapan? Aku boleh ikutan gak?”

Fendy            : “Aku gak salah dengar? (Kaget dan senang mendengarnya)

Bagas             : “ Iya, aku juga males kok. Pusing lah kalu tiap hari harus pelajaran mulu. Aku kan juga pengen refresing.”

Fendy            : “ Okelah, sip! Kau memang sahabatku yang terbaik, haha” (Senyum)

Bagas             : “ Kapan?”

( Pasukan dibubarkan. Upacara pun selesai. Fendy pun langsung mencari si Epi )

Fendy            : “Heh Epi, gimana? Kamu ikut gak?”

Epi                 : “Oh jelas dong, pastinya. Ayo?! Tapi caranya gimana?”

Fendy            : “ Gampang. Bagas, sini !” ( Memanggil si Bagas sambil tersenyum)

Epi                 : “ Kok ada dia?” (Heran)

Fendy            : (Menjelaskan) “ Dia pengen ikut.”

Epi                 : “ Gak salah kamu? Palingan kamu paksa. Iya kan?”

Fendy            : ”Astagfirullah...”

Bagas             : “ Hhaha, baru pertama kalinya aku dengar si Fendy istigfar. Iya pi, aku ikut. Aku juga males kali di kelas terus. Setress aku.”
Epi                 : “ Oh ya, ya udahdeh. Gak penting lah yang pentig ayo kita pergi sekarang!”

(Mereka pun segera untuk pergi)

Fendy            : ( Menulis surat dispensasi untuk mereka bertiga).

Bagas             : “ Untung aja disini gak ada satpam. “

Fendy            : “ Santai aja kali ah. Dasar anak penakut.”

Epi                 : “ Heh apaan sih, udah deh. Mending segera kita cabut daripada ribut disini ntar ada yang tau. Gaswat;”

Bagas             : “Ya iya, yuk ah. Tapi Fen, kita ini mau kemana?”

Fendy            : “ Kita pergi ke sungai mancing. Sejuk banget tau disana.”

Epi                 : “ Oh..okelah sip.”

(Sebelum mereka sampai, mereka mampir ke warung untuk membeli jajan sebanyak-banyaknya. Da tak lama kemudiaan mereka pun sampai.)

Bagas             : “ Wow.. it’s amazing. Astagfirullah.”

Epi                 : “Busyeet indah bener ya.”

Fendy            : “ Biasa aja kali kalian berdua. Ayo kesana, kita mancing disana.”

Epi                 : “ Ayo ah, gaspol.”

( Ketika mereka sedang asyik bermain dan dari ujung sungai itu....)
( Kek Galuh yang sedang duduk di depan rumahnya kemudian melihat..)

Galuh             : “ Hey.. apa yang sedang kalian lakukan dsini? (Berdiri dan kemudian menghampiri mereka)

( Dan mereka pun acuh terhadap omongan kek Galuh )

Galuh             : “ Astagfirullah..”

Epi                 : “ Apaan sih kek, udah tua juga brisik banget.”

Bagas             : “ Iya nih, kakek kalau udah tua itu mendingan diam aja di rumah, tidur.”

Galuh             : (Hanya bisa menggelengkan kepalanya)
  “Tak apa nak, kakek memang sudah tua bahkan sebentar lagi kakek bakal
  tidur di dalam tanah. Tapi kakek gak akan tinggal diam nak, melihat generasi
  muda yang acuh terhadap lingkunag seperti ini. Coba lihat, bekas jajan kalian
  yang kalian buang ke sungai! Tak berpikir kah kalian akan efek tersebut?”

Fendy            : “ Whatever deh ah.”

Galuh             : “ Iyalah kamu whatever, orang hobbymu aja buang kotoran disini kok.
                        Jadi ya tak heran lagi kalau kamu buang sampah seperti ini.”

( Hahahahah Epi dan Bagas tertawa terbahak-bahak)

Epi & Bagas  : “Hahahahahaha”

Fendy            : “ Heh apaan sih kalian berdua?” ( Merasa malu)

Galuh             : “Udah-udah mendingan sekarang kalian balik sekolah!
              Disini bukan tempat bermain nak. Disini bahaya. Lagian ntar kalau guru
              dan orang tua kalian tau pasti akan dimarahin kalian.”

Bagas             : “Alah apaan sih kek.” ( Meninggalkan si kakek)

( Dan mereka pun kemudian meninggalkan si kakek. Dan tak lama kemudian...)

Fendy
           : “ Aww...

Epi                 : “ Astagfirullah, Bagas cepet kau bantu dia.”

Bagas             : (Lari mengejar si kakek untuk meminta bantuan). Kek, tolong kek temen saya Fendy jatuh ke sungai.”

Galuh             : “ Mana ?” ( Dan segera lari membantu)

( Dan alhamdulillah Fendy pun selamat. Mereka pun hanya bisa diam dan menundukkan kepala )

Fendy            : “ Maaf ya kek. Maaf kita yang sudah menghiraukan dan tak mau mendengarkan apa kata kakek.” ( Dengan mersa bersalah)

Epi                 : “ Maafin kita ya kek, kita sudah mencemari lingkungan kita sendiri.
              Kita generasi muda yang justru malah mengotori lingkungan ini padahal
              seharusnya kitalah yang menjaga dan melestarikan lingkungan ini.”

Bagas             : “ Iya kek, maafin kita ya. Kita janji kek, kita gak kan melakukan dan mengulanginya lagi. Kita janji kek untuk bisa lebih menjaga alam ini.”

Galuh             : ( Tersenyum). “Sudahlah nak, tidak apa-apa. Setidaknya kalian kini seudah mengerti bahwa mengotori lingkungan itu tidak baik adan akan menimbulkan efek tersendiri bagi kita sendiri. Dan sudah seharusnya juga kitalah sebagai penerus untuk bisa menjaga alam kita. Ayo mending sekarang ke rumah kakek dulu untuk mengeringkan baju kamu,nak!”

Fendy            : “ Iya,kek.”

( Dan ketika di rumah si kakek, mereka pun melihat foto di dinding rumahnya yang bertemakan lingkungan. Foto itu bervariasi, ada foto ketika banjir, foto ketika kerja bakti di tahun 80-an, ada pula foto si Fendy yang sedang membuang sampah di sungai.)

Galuh             : “ Lah nak, inilah yang perlu kita renungkan. Lingkungan yang harus kita jaga demi menciptakan alam yang indah yang bebas dari bencana. Banayk dari kita yang tak faham akan lingkungan, tapi kalian sebagai generasi mudalah yang menjadi tongkat masyarakat untuk menjaga alam ini. Kalau bukan kita, terus siapa lagi?”

Epi                 : ‘ Siap, kek. Aku kan berjanji untuk menjaga alam ini.”

Bagas             : “ Saya juga kek, saya akan menjadi penerus bangsa yang cinta akan
                        lingkungan seperti kakek.”

Fendy            : “ Iya kek, saya pun demikian. Saya akan lebih menjaga alam ini dan saya
              pun tidak akan membuang kotoran di sungai seperti itu lagi. Maafin kita
              ya,kek. Kita malu sama kakek yanag sudah tua namun cinta lingkungannya
              yang tinggi. Kami bener-bener salut sama kakek.”

Galuh             : “ Ah sudah-sudah, biasa aja lah . Hehehehe.”

Epi, Bagas, Fendy : “ Hehehehehehe”

Galuh             : “ Ya sudah, setelah ini kalian harus balik lagi sekolah,
              belajar lah dengan sungguh-sungguh, jangan hanya bermain dan bermain
              seperti yang sudah-sudah!”

Epi, Bagas, Fendy : “ Siap,kek.”

Fendy            : “ Ya sudah kek, kami langsung pamit saja kalau gitu. “

Epi, Bagas, Fendy : “ Terimakasih kakek, Assalamualaikum.” (Pergi menuju sekolah)

Galuh             : “ Waalakiumsalam” ( Tersenyum)

( Nah teman-teman drama ini dapat kita jadikan sebagai contoh, bahwa mencintai lingkungan adalah tugas kita terutama generasi muda. Dan janganlah kita bersikap seenaknya saja dengan alam, karena kalau alam sudah marah yang kena pasti kita juga. Disamping itu, kita pun harus belajar dengan sungguh-sungguh jangan hanya asal berangkat namun kita tak mendapatkan ilmu yang maanfaat ).


 PEMERAN :
1. Epi Khopipah
2. Aditya Muhammad W.B
3. Ratna Ayu Wardani
4. Galuh Dian Pradana
5. M. Fendy Ariyanto 

2 komentar:

Unknown mengatakan...

Boleh di copy, kak?

KEBERSAMAAN mengatakan...

Keren

Posting Komentar